Candi Lumbung, Situs Budaya dengan Segenap Kisah Sejarah
Candi Lumbung yang berada di Dusun Tlatar, Krogowanan, Sawangan, Magelang, merupakan salah satu warisan budaya yang masih ada hingga saat ini. kini, candi tersebut menjadi tempat bagi para wisatawan untuk melakukan wisata budaya dan mengenal peradaban yang ada pada zaman candi tersebut dibangun, melalui penjelasan dari pemandu wisata.
Destinasi wisata Candi Lumbung mempunyai letak yang strategis. Anda dapat menjangkau kawasan candi dengan mudah dari Jalan Jogja-Magelang ke arah Ketep. Letak candi tersebut berdekatan dengan candi lain, yaitu Candi Pendem dan Candi Asu.
Perjalanan wisata budaya ke sebuah candi merupakan kegiatan yang dapat melepaskan penat sekaligus mengenal budaya Indonesia dan menambah wawasan sejarah.
Baca Juga : Mengisi Liburan Akhir Pekan di Wisata Unik Rumah Kamera
Lokasi Candi Lumbung

Sumber gambar: akun IG @sukmatututwirawati
Candi ini terletak di tepi Sungai Apu, yang mengalir dari arah Gunung Merapi. Kawasan wisata Candi Lumbung dapat meningkatkan pengetahuan Anda terkait dengan sejarah yang ada di Indonesia. candi ini merupakan peninggalan kerajaan Buddha yang ada pada abad VIII.
Bangunan candi berdiri kokoh ke arah barat, di atas batu berbentuk bujur sangkar berukuran 8,43 x 8,43 meter, setinggi 2,5 meter. Halaman kompleks candi ini ditutupi oleh hamparan batu andesit.
Bangunan suci agama Buddha ini terdiri atas 17 bangunan, di mana terdapat satu candi utama di pusat, dan dikelilingi 16 candi perwara yang seluruhnya menghadap ke arah candi utama. Saat ini, candi utama hanya tinggal reruntuhan yang berbentuk poligon bersisi 20 dan mempunyai denah dasar dengan luas 350 meter persegi.
Baca Juga : Rental Mobil Wates KulonProgo
Tangga masuk ke wilayah candi berada di sisi timur. Pintu masuk candi dilengkapi oleh bilik penampil serta sebuah lorong menuju ruang di dalam tubuh candi. Terdapat gambar (relief) pada bagian luar keempat sisi dinding dari candi yang berbentuk bujur sangkar tersebut.
Relief tersebut menggambarkan seorang laki-laki dan perempuan. Relief pada dinding candi yang mengapit pintu masuk adalah Hariti dan Kuwera.
Candi ini dilingkupi pagar yang saat ini tinggal reruntuhannya saja. Di depan candi, terdapat tangga yang dilengkapi oleh pipi tangga (tepian tangga). Atap dari candi perwara berbentuk kubus yang bersusun dan mempunyai stupa pada puncaknya. Stupa merupakan ciri khas dari candi peninggalan Buddha.
Setiap sudut candi dihiasi dengan stupa yang kecil. Pada bagian dalam candi juga terdapat arca beserta tatakannya yang disusun secara berjajar.
Pengetahuan mengenai sejarah dapat diperoleh melalui kegiatan wisata budaya di sebuah candi, salah satunya adalah Candi Lumbung. Berwisata ke situs peninggalan budaya merupakan salah satu wujud rasa cinta tanah air.
Baca Juga : Ngungap Beach, “Rumah Lain” Ratu Pantai Selatan