Candi Pendem: Wisata Candi Ala Petualang
Jawa Tengah memang sudah terkenal dengan banyak tempat wisata bersejarah yang menarik dan indah. Kota-kota di Jawa Tengah menyimpan banyak keindahan yang unik pula menurut daerahnya masing-masing. Kabupaten Magelang adalah satu daerah di Jawa Tengah dengan keindahan karya dan alam yang sangat terkenal di Indonesia. Selain dimanjakan dengan keindahan Gunung Merbabu, Candi Borobudur, Gereja Ayam, dan lezatnya kue wajik, Magelang masih memiliki banyak sekali rahasia yang disembunyikannya. Salah satunya adalah wisata Candi Pendem.
Candi tersebut merupakan salah satu dari kompleks Candi Sangi, yang terletak di Dusun Candi Pos, Desa Sengi, kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang. Kompleks Candi Sangi sendiri terdiri dari tiga candi, yaitu Candi Asu, Candi Lumbung, dan Candi Pendem. Ketiga candi itupun memiliki karakteristik yang berbeda tiap-tiapnya.

Sumber foto: akun IG@ayodolan
Walaupun masih terletak di dalam satu kompleks yang sama, berbeda dengan Candi Asu dan Candi Lumbung yang mudah sekali untuk dicapai, medan menuju ke area Candi Pendem masih relatif sulit dijangkau. Pengunjung yang hendak singgah ke candi tersebut harus menggunakan jasa seorang pemandu wisata lokal,untuk meminimalisir kemungkinan tersesat. Untuk mencapai candi, dapat mengambil jalur menuju Karang Talun dari Kota Muntilan ke arah utara kurang lebih 6 kilo meter. Setelah melalui pos Babatan, anda akan menemui sebuah perempatan, kemudian berbelok ke kanan memasuki jalan beraspal yang menghubungkan Desa Tlatar dan Desa Ampel. Selanjutnya anda akan melalui jembatan kayu berangka besi. Candi akan berlokasi di kiri jalan dan akses masuk ke candi ini melalui hamparan sawah.
Candi Pendem, begitu pula dengan Candi Asu dan Candi Lumbung, merupakan candi peninggalan Mataram Kuno dengan corak Hindu Mataram. Ketiga candi ini didirikan sekitar abad 9 Masehi selama dinasti Wangsa Sanjaya. Meskipun didirikan dalam kompleks yang sama, candi ini memiliki perbedaan dari Candi Asu maupun Candi Lumbung. Perbedaan yang menonjol terlihat jelas pada letak candi. Sesuai dengan namanya “pendem” yang dalam bahasa Jawa berarti terpendam, candi ini didirikan di dataran yang lebih rendah daripada kedua candi lainnya sehingga memberi kesan terpendam atau terkubur. Sayangnya, bangunan yang tersisa dari candi ini hanyalah bagian kakinya saja. Bangunan badan dan kepala candi sudah tidak lagi berdiri. Ditambah lagi, tidak ditemukannya stupa atau yoni di candi ini membuat terbatasnya informasi yang didapatkan dari candi ini.
Terpisah dari ketidaklengkapan bangunan, Candi Pendem memberikan kepuasan tersendiri bagi para penikmat wisata candi. Medan yang sulit ditempuh dan letak candi yang unik memberikan definisi baru dari pemahaman “wisata candi”. Wisatawanpun tidak hanya dipuaskan dengan keindahan bentuk candi pada umumnya, melainkan petualangan yang harus mereka jalani dalam mencapai candi tersebut. Perjalanan yang sulit dan kesabaran dalam menghadapi tantangan menuju candi membuat para wisatawan merasa seperti petualang yang baru saja menemukan harta karun.