Goa Jetis, Menapak Sejarah Kyai Ageng Gribig
Klaten merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki banyak sekali situs-situs sejarah. Dikenal sebagai salah satu pusat kota ramai pada zaman Mataram, tak asing apabila Klaten menjadi saksi perubahan zaman. Berbicara mengenai situs sejarah, Goa Jetis merupakan salah satu situs sejarah yang menjadi saksi berkembangnya Islam di tanah Jawa sekaligus sebagai saksi perlawanan masyarakat Jawa kepada penjajahan Belanda. Goa ini terletak di sekitar makam Kyai Ageng Gribig di Desa Jatinom, Klaten, Jawa Tengah. Bagi Anda yang ingin menapaki sejarah berkembangnya Islam di Pulau Jawa, tempat ini tentu tak boleh Anda lewatkan saat mengunjungi Klaten bersama keluarga.
Pada zaman dahulu, Kyai Ageng Gribik merupakan salah satu ulama besar yang memiliki darah biru dari keturunan kerajaanMataram yakni Prabu WasiJolodoro. Pada masa hidupnya, Kyai Ageng Gribig menghabiskan waktu beliau untuk menyebarkan agama Islam. Selama menyebarkan agama Islam, tentunya Kyai Ageng Gribig memiliki murid yang tidak sedikit jumlahnya. Salah satu murid Kyai Ageng adalah Ki Ageng Guntur Geni. Meskipun berfokus pada penyebaran Agama, namun, Kyai Ageng Guntur Geni juga memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Salah satu buktinya adalah beliau membentuk Laskar Kyai Ageng Gribig. Laskar tersebut merupakan laskar yang memiliki tujuan untuk melakukan perlawanan terhadap Belanda dan mengembalikan kejayaan Jawa ditangan pribumi.
Dalam perjuangannya, Kyai Ageng Guntur Geni memilih, Goa Jetis sebagai lokasi untuk melakukan rapat atau pembahasan strategi dalam melawan Belanda. Saat ini, Goa ini telah dibuka untuk umum sebagai tempat wisata dan lokasi ziarah. Jika Anda ingin mengunjungi tempat ini, sebaiknya Anda memilih bulan sapar dalam kalender Jawa. Pada bulan tersebut, Anda tak hanya dapat menikmati pemandangan disekitar Goa dan menelisik sejarah melainkan juga dapat mengikuti upacara adat pembagian kue Apem disekitar lokasi tersebut.
Membahas mengenai upacara adat pembagian kue Apem di sekitar Goa Jetis, upacara ini merupakan adat kebiasaan yang dilakukan oleh Kyai Ageng Gribik. Dahulu, Kyai Ageng Gribik sempat pergi ke Makkah, kemudian, beliau membawakan oleh-oleh berupa kue yang akan dibagikan kepada murid-muridnya. Akan tetapi, jumlah kue tersebut tidak cukup sehingga beliau meminta istrinya untuk membuatkan kue Apem guna menutupi kekurangan jumlah kue. Nah, latar belakang inilah yang menjadi tradisi bagi masyarakat sekitar untuk terus dilakukan guna mengenang dakwah Kyai Ageng Gribik.
Demikianlah informasi mengenai salah satu destinasi wisata ziarah yang bisa Anda kunjungi yaitu Goa Jetis. Agar Anda dapat menikmati wisata dan ziarah dengan maksimal, sebaiknya Anda mengunjungi lokasi ini di pagi hari. Selama mengunjungi lokasi tersebut, hendaknya jangan lupa untuk selalu bersikap sopan santun guna menghormati budaya, masyarakat dan leluhur kita.