Melacak Budaya Islam di Goa Suran
Salah satu pesona wisata di Klaten, Jawa Tengah adalah Goa Suran. Goa ini merupakan salah satu tempat yang menjadi saksi sejarah berkembangnya agama Islam di Pulau Jawa. Bagi Anda yang tertarik untuk memahami lebih dalam sejarah mengenai awal mula Islam di tanah Mataram, Anda bisa menjadikan Gua Suran ini sebagai salah satu tujuan wisata Anda bersama keluarga saat pergi mengunjungi kabupaten Klaten. Terletak di Desa Jatinom, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Sumber foto: http://www[dot]seputarklaten[dot]com
Pada saat memasuki lokasi Goa Suran ini, Anda akan disambut oleh dua buah patung yakni, patung macan putih dan patung ular naga hijau. Menurut cerita warga sekitar, kedua patung ini adalah lambang dari sang macan putih dan ular naga hijau yang selalu menemani Kyai Ageng Gribig saat bersemedi. Keduanya merupakan kesayangan Kyai Ageng Gribig. Perlu diketahui, Kyai Ageng Gribig ini dipercaya memiliki kemampuan untuk dapat berpindah tempat dari tempat semedinya di Gua Suran menuju ke Kota Makkah hanya dalam waktu singkat saja. Sehingga, beliau selalu dapat bepergian dan kembali ke Klaten setiap harinya.
Meskipun dinamakan Goa, akan tetapi, Goa ini memiliki kedalaman yang tak begitu dalam hanya sekitar 4 meter saja. Pintu masuk kedalam goa ini pun tergolong kecil. Untuk dapat masuk Anda harus sedikit merunduk karena pintu masuk Goa tidak terlalu tinggi. Berdasarkan namanya, Goa Suran disebut dengan nama Suran (Sur-suran: mancur, mengalir) karena Goa ini memiliki sumber air yang begitu banyak dan tak henti-hentinya mengalir. Sumber air inilah yang digunakan Kyai Ageng Gribig untuk bersuci saat hendak beribadah.

Sumber foto: http://www[dot]seputarklaten[dot]com