Kaliadem, Keindahan Alam yang Menjadi Saksi Bisu Bencana Merapi
Kita semua tahu bahwa Gunung Merapi merupakan salah satu gunung terpopuler di Indonesia. Lokasi Gunung Merapi bahkan sudah dikenal hingga ke luar negeri. Gunung Merapi juga memiliki cerita kelam saat bencana alam berupa letusan terjadi pada tahun 2006 dan 2010. Kaliadem merupakan salah satu wilayah yang terkena dampak dari letusan Gunung Merapi. Daerah yang awal mulanya merupakan camping ground yang hijau serta luas ini kini telah berubah wujud menjadi sebuah lingkungan yang tandus beserta segala peninggalannya pasca bencana.
Apakah perubahan tersebut adalah sesuatu yang buruk? Terbukti tidak. Meski wilayah ini terkena dampak baik dalam bentuk korban jiwa maupun kerugian materiil, namun kawasan ini sekarang justru menjadi salah satu nilai jual di kawasan wisata Gunung Merapi. Sebagai daerah terluar yang terkena dampak letusan berupa lahar dan aliran piroklastik (atau yang sering kita kenal dengan istilah wedhus gembel), wilayah Kaliadem yang dulunya hamparan hijau kini menjadi kawasan berupa hamparan tandus luas yang tertutup ribuan kubik pasir dan batu. Padahal dulunya karena kawasan ini terkenal hijau dan asri, fasilitas publik seperti mushola, ruang publik terbuka, menara pandang, warung makan permanen, dan fasilitas lainnya mudah ditemukan.

Sumber Foto : Akun IG @iniheny
Dampak kerusakan alam dari kawasan Kaliadem ini rupanya justru menjadi kelebihannya sehingga menciptakan sebuah konsep wisata lahar atau lebih dikenal dengan istilah lava tour. Dengan lava tour, pengunjung dapat merasakan kedahsyatan dari bencana yang ditimbulkan oleh letusan Gunung Merapi. Reruntuhan bangunan rumah dan mushola yang telah tertutup debu vulkanik dapat disaksikan oleh pengunjung sepanjang perjalanan.

Sumber Gambar : @nopalhz
Yang menarik adalah pada lokasi ini terdapat bunker tempat persembunyian relawan yang kabarnya telah merenggut nyawa dua orang relawan yang bertugas pada saat itu. Bunker yang terbuat dari beton setebal 25 cm tidak mampu menahan panasnya suhu yang dihasilkan oleh letusan. Kini, bunker tersebut telah berubah menjadi tempat bersejarah dan terdapat prasasti yang dibangun di dekat lokasi tersebut untuk mengenang para relawan yang telah gugur dalam tugas.
Untuk mencapai kawasan wisata yang dilengkapi dengan fasilitas lava tour ini, wisatawan dapat mencari Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, propinsi DI Yogyakarta. Dengan jarak tempuh sekitar 35 km dari kota Yogyakarta, wisatawan disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi atau mobil rental karena belum terdapat fasilitas transportasi umum yang mencapai hingga wilayah ini. Setibanya di lokasi, pengunjung dapat melihat banyaknya warung-warung yang menjual makanan dan minuman ringan. Pengunjung dapat menikmati kuliner khas kawasan ini berupa sate kelinci, jadah, dan tempe bacem. Beberapa warung tersebut juga menjual foto dan video yang menggambarkan situasi evakuasi korban pada saat bencana terjadi. Untuk penginapan, pengunjung dapat memanfaatkan fasilitas penginapan dengan harga terjangkau di daerah Kaliurang (sebelah barat Kaliadem).
Baca Artikel menarik lainnya :
Menikmati Keindahan Puncak Panguk di Bantul, Yogyakarta
Nikmati Bersantap Eksklusif ala Gadjah Wong Resto