Makam Sunan Geseng Grabag, Salah Satu Tempat Ziarah di Magelang
Makam Sunan geseng Grabag berada di Desa Tirto, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Makam ini merupakan salah satu destinasi wisata religi di Magelang yang cukup banyak diziarahi.
Tak hanya berasal dari wilayah Grabag, nyatanya pengunjung juga tak sedikit yang berasal dari luar daerah tersebut. Peziarah tersebut makin membludak apabila sudah memasuki bulan Ramadhan atau hari-hari besar Islam. Mereka biasanya memilih hari Kamis malam untuk memanjatkan doa dan berziarah ke makam tersebut.

sumber gambar: http://cahayamu-abadi.blogspot[dot]co[id]
Sejarah Makam
Makam Sunan Geseng Grabag merupakan makam dari Sunan Geseng yaitu salah seorang murid dari Sunan Kalijaga. Beliau bernama asli Eyang Cokrojoyo.
Sebelum menjadi salah seorang murid Sunan Kalijaga, Sunan Geseng merupakan manusia biasa yang berasal dari Bagelen, Purworejo, yang memiliki pekerjaan sebagai pengambil getah nira.
Menurut cerita, saat Eyang Cokrojoyo sedang mengambil getah nira, seperti biasanya, beliau mengiringi pekerjaannya tersebut dengan menyanyikan gending jowo. Pada saat itulah beliau bertemu dengan Sunan Kalijaga.
Baca Juga : Rasakan Nikmatnya Pecel Baywatch
Mendengar Eyang Cokro bernyanyi, lantas, Sunan Kalijaga menyuruh Eyang untuk mengganti nyanyiannya dengan sholawatan. Dan tanpa berpikir panjang, Eyang Cokrojoyo pun menyetujuinya.
Padahal saat itu, beliau belum mengetahui siapa orang yang menyuruhnya tersebut. Semenjak saat itu, ia selalu bersholawat saat bekerja mengambil nira. Cerita ini membuat Makam Sunan Geseng Grabag menarik untuk dikunjungi.
Kejadian berlanjut saat beliau berniat untuk mengambil bumbung (wadah sadapan nira). Anehnya, semenjak beliau mulai aktif bersholawat, getah nira yang biasanya membutuhkan waktu lama untuk menetes tersebut justru mengalir deras hingga beliau merasa kewalahan untuk mengganti bumbung.
Hingga akhirnya beliau memutuskan untuk membuat talang dari bambu untuk mengalirkan getah tersebut langsung ke rumahnya. Semenjak kejadian tersebut, ia mulai sadar dan mencari orang yang mengajarinya bersholawat dan berniat untuk menjadikannya guru.
Baca Juga : Warung Sego Abang Lombok Ijo Pakem khas Gunung Kidul Yogyakarta
Setelah berapa lama beliau mencari di hutan, akhirnya secara tak sengaja beliau bertemu Sunan Kalijaga, dan meminta untuk mau menerimanya sebagai seorang murid.
Sunan Kalijaga menyanggupinya dengan satu syarat, yaitu Eyang Cokrojoyo ini harus menjaga sebuah tongkat yang ditancapkannya ke tanah hingga Sunan Kalijaga kembali. Eyang Cokrojoyo pun menyetujuinya.
Hingga selang waktu 17 tahun, Sunan Kalijaga baru tersadar dan teringat dengan sosok pria yang beliau tinggalkan di hutan tersebut. beliau akhirnya kembali ke hutan untuk menemui Sunan Geseng.
Karena tak kunjung bertemu, pada akhirnya, Sunan Kalijaga memutuskan untuk membakar hutan tersebut, dan alhasil beliau menemukan Sunan Geseng yang masih setia menunggu tongkat tersebut. Singkat cerita, ia akhirnya dibawa ke Masjid Demak untuk belajar ilmu agama. Disana ia bertemu dengan Eyang Wonotirto dan berpesan perihal makam sunan tersebut.
Berhubungan dengan Makam Sunan Geseng Grabag, makam awal Sunan Geseng sebenarnya ada di Kleteran, namun dipindah secara gaib oleh Eyang Wonotirto, sahabat Sunan Geseng ke Desa Tirto atas permintaan Sunan Geseng sendiri sebelum meninggal.
Baca Juga : Sensasi Wisata di Tegalarum Adventure Park