Mengenal Uniknya Museum Batik Ciptowening, Imogiri, Bantul
Salah satu oleh-oleh khas Yogyakarta adalah batik. Batik bisa digunakan oleh semua orang baik muda maupun tua. Baik anak kecil maupun orang dewasa. Batik tak hanya hasil kreasi yang indah. Ini merupakan warisan budaya yang perlu dilestarikan. Melestarikan dengan memakainya di saat tertentu tidaklah cukup. Anda juga perlu berkunjung ke Museum Batik Ciptowening, Imogiri, Bantul untuk mengenal tentang batik.

sumber foto: jogjajalan dot com
Bangunan Museum tempat menyimpan batik-batik ini memiliki sangat tradisional yaitu berbentuk Joglo, rumah tradisional khas Jawa. Meski tradisional dan tua, namun bangunannya masih kokoh karena dibuat dari kayu jati berkualitas. Pada mulanya, museum batik yang ada di Imogiri ini adalah kepunyaan pribadi miliki Linda Heri Diana Bondan Gunawan yang dirilis di tahun 2004. Namun, di tahun 2007 diresmikan oleh Sultan HB X setelah mengalami renovasi besar-besaran akibat gempa di 2006.
Dari pusat kota, museum ini memang cukup jauh yaitu di daerah Ketandan Tengah, Kecamatan Imogiri Bantul. Tujuan berdirinya obyek ini adalah untuk menjaga koleksi batik kuno khususnya dari Bantul, Yogyakarta. Batik-batik kuno yang disimpan dan dilestarikan sudah berumur sekitar 100 tahun. Bahkan, koleksi yang sangat langka ini pernah dipakai oleh Sri Paku Alam VII dan juga VIII. Batik-batik yang menjadi koleksi Museum Batik Ciptowening, Imogiri, Bantul ini motifnya jarang diantaranya sidoluhur, lereng, dan sidomukti. Ada beberapa motif yang tak lagi dibuat. Jadi keberadaan batik-batik yang ada di museum batik ini langka dan bernilai historis tinggi.

sumber foto: Jogjajalan dot com
Para pengunjung yang datang untuk melihat juga bisa merasakan bagaimana proses pembuatan batik di tempat ini. Anda akan diajari cara memegang canting hingga menorehkan malam saat membatik. Pengalaman membatik di museum ini akan mengajarkan Anda banyak pengalaman baru bagi Anda.
Museum Batik Ciptowening, Imogiri Bantul akan membuat Anda lebih menghargai karya batik itu sendiri. Untuk membuat sebuah karya batik, Anda harus bersabar dan pantang menyerah. Jika malam terlalu panas, maka batik yang dihasilkan takkan bagus. Jadi malam yang dipanaskan harus ditiup terlebih dahulu dengan suhu tertentu. Hasil batik yang dihasilkan tadi bisa dibawa pulang ke rumah masing-masing. Keahlian membatik memang tak bisa didapatkan dalam sehari. Namun, Anda akan sedikit banyak belajar tentang sulitnya membatik pada sebuah kain mori putih. Fasilitas membatik di museum ini akan diminta Rp 30.000. Namun, ada syarat minimal peserta yaitu sebanyak 10 orang.
Baca Juga :Museum Tani Bantul, MengenalPertanian Gaya Jawa
Museum ini dibuka hari Selasa hingga Minggu pada pukul 09.00 15.00 WIB. Jika datang secara rombongan sebaiknya hubungi terlebih pihak pengelola. Berkunjung Museum Batik Ciptowening, Imogiri Bantul akan menambah pengetahuan pengunjung tentang batik. Pengetahuan akan batik. Apalagi saat ini batik sudah resmi termasuk warisan budaya dunia oleh UNESCO.