Sate Klathak Pak Bari, Sate Dengan Bumbu Minimalis
Menikmati sate biasanya dilakukan dengan cara ditusuk menggunakan batang kayu dengan diameter kecil. Namun, ada satu kuliner paling terkenal di Provinsi D.I. Yogyakarta yaitu sate klathak pak Bari yang menggunakan tusuk jeruji besi. Tidak hanya keunikan berupa tusuk satenya, rasanya pun sering dianggap nomor satu di seluruh wilayah Yogyakarta. Penasaran dengan informasi lebih lanjut? Simak pembahasan mengenai kuliner khas Yogyakarta berikut ini.

Sumber Foto: IG @kevinstrn
Sate ini berbahan dasar daging kambing. Daging kambing yang digunakan, agar empuk sudah diolah sedemikian rupa. Pendirinya meski sekarang sudah tidak ada, meneruskan resep turun-temurun ini hingga ke generasi sekarang, yaitu generasi ketiga. Konon katanya, sate ini sudah dijual mulai sejak sebelum zaman kemerdekaan, yang berarti didirikan sebelum tahun 1945! Wah, lama berdirinya sudah menyaingi produk-produk kenamaan di Indonesia ya. Untuk yang berminat pergi ke warung sate klathak pak Bari ini, tentunya perlu tahu alamat yang dituju. Jalan Imogiri Timur No. 5, Wonokromo, Pleret, Kabupaten Bantul, Provinsi DIY inilah yang akan menjadi acuan Anda.
Setelah sampai di lokasi, Anda akan disambut dengan hangat oleh pelayanan yang ramah, kemudian Anda tinggal memesan. Pesanan yang tersedia semuanya merupakan olahan kambing, kecuali untuk nasi dan minumannya ya. Olahan kambing yang tersedia antara lain, sate klathak, tengkleng, tongseng, dan gulai yang berisi jeroan kambing. Untuk satu porsi sate klathak sekarang ini dihargai Rp 20.000. Sangat pas untuk kantong para wisatawan. Tempatnya pun ramai pengunjung karena mulai menjadi populer sejak adanya syuting film ternama di tempat ini.
Kepopuleran sate klathak Pak Bari tidak hanya dari munculnya warung ini di film tersebut ya. Mulai dari daging, bumbu, dan jeruji besi yang digunakan menjadikan kuliner ini sangat berkesan. Rasanya simple, karena bumbu yang digunakan hanya garam. Unik bukan? Selain itu, daging yang dibakar bisa matang secara merata. Ini berkat tusukan jerusi besi yang digunakan. Besi menghantarkan panas, sehingga ketika membakar daging menggunakan jeruji ini, bagian dalam daging bisa sama matangnya dengan bagian luar.
Lokasi Sate Klathak Pak Bari di Google Map:
Sate ini buka mulai dari jam 18.30 WIB hingga habis. Dulu, daging kambing bisa habis pada pukul 2 dini hari. Namun sejak kepopulerannya meroket dengan cepat, jam 9 malam Anda yang tidak beruntung akan menemukan warung ini tutup. Bahkan tandasnya daging kambing yang digunakan jumlahnya naik menjadi dua kali lipat jumlahnya yang biasanya habis jam 2 dini hari tiu. Luar biasa bukan? Daging kambing yang dipakai adalah yang masih muda, berumur sekitar 8 hingga 9 bulan. Selanjutnya, dibakar dengan bumbu garam hingga berbunyi klathak-klathak yang mana katanya adalah asal mula nama sate klathak Pak Bari.
Oseng-Oseng Mercon Bu Narti untuk Pecinta Pedas
Hutan Mangrove Pasir Mendit Sebuah Keindahan Alam yang Memukau