Thiwul Yu Tum, Makanan Tradisional yang Tidak Tergusur Zaman
Makanan tradisional akan punah oleh zaman. Ungkapan tersebut sepertinya tidak akan berlaku untuk Thiwul Yu Tum ini. Berdiri sejak 1985 yang dimulai dengan menjualnya secara berkeliling oleh pendirinya sendiri yaitu Ibu Tumirah. Hingga sekarang, usaha ini justru terus berkembang dan memanfaatkan berbagai teknologi yang ada. Anda mungkin akan kaget karena usaha ini sudah memiliki website tersendiri, dan bahkan beberapa produk sudah dipasarkan secara online. Kisah kesuksesan ini tentunya tidak hanya melalui kerja keras, tapi juga karena produknya yang masih menjaga keaslian resep tradisional dan rasa yang tidak berubah.

Sumber Foto: Akun IG @thiwulyutum
Tepung gaplek yang menjadi bahan utama pembuatan thiwul digunakan bisa mencapai 50 kg hingga 70 kg per harinya. Jumlah ini bisa meningkat ketika sedang musim liburan, dimana orang-orang akan berdatangan ke Jl. Pramuka No.36, Wonosari, Gunungkidul, Provinsi D.I. Yogyakarta untuk menikmati rasa tradisional Thiwul Yu Tum ini. Masuk dengan membawa uang, pulang membawa besek. Tempat makanan yang terbuat dari anyaman ini menjadi pilihan utnuk menyajikan thiwul dan gathot untuk para pelanggannya. Pada saat tulisan ini dibuat, harga untuk satu besek thiwul adalah Rp 15.000 dan harga tersebut berlaku juga untuk gathot. Tanpa bahan kimia apapun untuk dijadikan sebagai pengawet, Anda hanya bisa mempertahankan thiwul dan gathot ini maksimal 2 hari saja.

Sumber Foto: Akun IG @lolakarlina
Uniknya, Anda yang datang ke sini tidak perlu hanya mengantri untuk mendapatkan thiwul dan gathot saja. Terdapat berbagai masakan khas Gunungkidul dan oleh-oleh lain yang bisa Anda nikmati. Untuk masakannya, Anda bahkan bisa menikmatinya di tempat. Masakan tersebut berupa nasi hitam, nasi merah, gudhed gori, empal, trancam, sayur lombok ijo dan oseng-oseng. Untuk oleh-olehnya, Anda akan mendapati oleh-oleh unik berupa belalang goreng. Hiiii, terdengar aneh atau Anda langsung merasa jijik? Mungkin Anda justru harus mencobanya, karena belalang goreng ini kaya akan gizi dan rasanya renyah. Meski bentuk belalangnya masih dipertahankan, namun rasanya terbilang enak untuk banyak orang yang sudah mencobanya.
Selain belalang goreng, pathilo, rengginang, dan manggleng, serta masih banyak oleh-oleh khas Gunungkidul lain yang resepnya dipertahankan oleh Thiwul Yu Tum. Jadi, sekarang tidak ada yang bisa menganggap remeh makanan tradisional. Buktinya, thiwul, gathot, dan bahkan belalang goreng pun masih bisa dipertahankan keberadaannya oleh Yu Tum yang kini berusia 80 tahun.
Saat memesan, Anda mungkin mau memesan agak banyak untuk merasakan rasa-rasa inovasi dari toko ini. Thiwul yang disediakan dipadukan dengan rasa coklat, bahkan keju. Untuk gathot, Anda akan terkejut karena rasanya bisa dimodifikasi menjadi rasa nangka. Rasa-rasa kehidupan dan makanan dari Thiwul Yu Tum ini sungguh menginspirasi bukan? Selain mendapat oleh-oleh yang lezat, siapa tahu Anda mendapat ilham untuk membuka usaha sendiri.
Sate Klathak Pak Bari, Sate Dengan Bumbu Minimalis
Inilah Pesona Alam Indah yang Tersembunyi, Curug Siluwok